March 4, 2010

maLuD nAbI saw

khamis malam12 rabiulawal 1431 / 26 feb 2010
kita merancang..
dan DIA juga merancang untk kita...
tapi, DIA adalah sebaik-baik perancang..~

plan A;
  • 2pm; habis kelas histo pergi medan husin, (cari barang untuk balik malaysia)
  • 4.30pm; pergi hayyu sabi' (makan kat restoran thailand)
  • 7.30pm; balik abu risy, pergi imarah 11 (ceramah maulidurrasul)
SUBHANALLAH..
benar..DIA  sebaik-baik perancang
tengah jalan nak ke restoran thailand tu tiba-tiba hujan
hah, sudah

http://www.emocutez.com
harapnya reda bila nak balik nanti

smbung makan nasi goreng kerabu
makan dengan cepat
tapi hujan makin lebat

sudah!!

nak tunggu hujan reda
nanti lewat pulak nak pergi dengar ceramah

apa lagi..
redaaaaaah...

basah kuyup naik bas
zahmah tak payah cakap la..!!
rancangnya, nak turun kat metro ramsis
setelah SEJAM berdiri dalam bas
sampailah kat metro ramsis



ingatkan dah selesai kat situ,
rupanya, ada ujian lain pula
metro ttp!!
sebab hujan



akhirnya, merayau-rayau la kami berlima.
malam-malam
mushrif takde

dan
akhirnya dapat satu teksi
dia minta bayar mahal 
mahal pun mahal la

10 malam baru sampai rumah,
hajat nak dengar ceramah maulidur rasul lesap
lesap dalam mimpi

terharu + sedih + menyayat hati



http://www.emocutez.com

sebagai tebusan,
kita baca kisah ni dekat satu blog

< COPIED >

Sebelumnya, Shalawat dan Salam kepada Junjungan kita Nabi Muhammad Sallallahu'alaihi Wasallam
Limpahan Rahmat dan Kurnia selalu tercurah padanya...
inilah kisahnya ;Dikutip dari Terjemah Durrotun Nasihin.
Tujuannya adalah berbagi hikmah dari kisah yang disampaikan.
Karena ceritanya lumayan panjang, maka saya bagi dalam beberapa bagian, maksudnya supaya tidak bosan 
Dalam setiap bagian ada tanggapan dari rekan-rekan.
SEMOGA BERMANFAAT 

Bismillahirrohmanirrohim


”Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu dan telah Kusempurnakan nikmatKu kepadamu serta telah Kuredhai Islam sebagai agamamu”(Al-Maa’idah : 3)
Mendengar ayat ini menangislah Umar ra. 
Nabi SAW bertanya : ”Apakah yang membuatmu menangis?” 
Umar ra menjawab : ”Yang membuatku menangis adalah kalau kita selama
ini selalu bertambah-tambah dalam agama kita. Tetapi kalau sekarang
agama itu telah sempurna, maka sesuatu yang sudah sempurna tidak boleh
lain kecuali dia akan berkurang”

Nabi bersabda : ”Benar engkau!” (Abus Su’ud)

Telah diriwayatkan bahwa ayat ini diturunkan setelah Asar hari Jum’at
di Arafah pada Haji Wada’. Waktu itu Nabi Muhammad SAW sedang
mengerjakan wukuf di Arafah diatas unta, dan setelah ayat ini tidak
lagi turun ayat tentang kewajiban. 
Ketika turun ayat ini Nabi Muhammad SAW merasa tidak kuat menanggung
erti dari ayat tersebut. Beliau berteleku (bersandar) pada untanya dan
unta pun tertunduk.
Turunlah Malaikat Jibril dan berkata : ”Ya Muhammad, benar-benar telah
sempurna hari ini perihal agamamu dan telah selesai apa yang telah
diperintahkan Tuhanmu kepadamu, dan apa yang dilarangNya padamu.
Kumpulkan sahabat-sahabatmu dan kabarkan pada mereka bahwa aku tidak
akan lagi turun kepadamu setelah hari ini.”

Lalu kembalilah Rasulullah dari Mekah ke Madinah. Dikumpulkannya
sahabat-sahabatnya dan dibacakannya ayat tersebut kepada mereka serta
menceritakan kepada mereka tentang apa yang dikatakan oleh Jibril AS.

Mendengar berita tersebut bergembiralah para sahabat dan mereka berkata : 
“Telah sempurna Agama kita”
Kecuali Abu bakar ra. Dia sangat bersedih dan kembali ke rumahnya. Dia
mengunci pintu dan tenggelam dalam tangisnya siang malam. Para sahabat
mendengar keadaan Abu Bakar itu, mereka berkumpul dan bertandang ke rumah
Abu Bakar ra. 

Mereka bertanya : 
”Hai Abu Bakar, mengapa engkau menangis pada
saat kita harus bergembira dan senang? Karena Allah SWT telah
menyempurnakan Agama kita.”

Abu Bakar berkata : 
”Hai para Sahabat, kamu semua tidak mengetahui bencana yang akan menimpamu.
Bukankah kamu mendengar bahwa suatu perkara apabila telah sempurna maka
akan muncul kekurangannya? Ayat ini mengabarkan tentang perpisahan
kita, tentang keyatiman Hasan dan Husain dan tentang Istri-istri Nabi
Muhammad SAW yang akan menjadi janda.”
 

Maka terjadilah teriakan di antara para sahabat, mereka semua menangis,
dan Sahabat-sahabat lain yang tidak ikut hadir dirumah Abu Bakar
mendengar tangisan dari kamar Abu Bakar, lalu mereka datang kepada Nabi
Muhammad SAW, dan mereka berkata : 
”Ya Rasulullah, kami tidak tahu bagaimana keadaan para sahabat itu, hanya saja kami mendengar tangisan dan teriakan mereka.” 

Maka berubahlah wajah Nabi Muhammad SAW dan berdiri segera menuju rumah
Abu Bakar dan bertemu para sahabat. Beliau melihat mereka dalam keadaan
tersebut diatas, 
kemudian bersabda : 
”Apakah yang membuat kamu menangis?” 
Berkatalah Ali ra.: 
”Tadi
Abu Bakar berkata : ”Aku telah mencium bau wafat Rasulullah SAW dari
ayat ini”. Apakah benar ayat ini dapat diambil sebagai petunjuk atas
wafatmu?”.
 
Nabi Muhammad SAW bersabda : 
”Benar Abu Bakar
dalam ucapannya itu. Memang benar telah dekat keberangkatanku dari
hadapanmu dan telah tiba saat perpisahanku dengan kamu semua.”


Setelah Abu Bakar ra. mendengar sabda Rasulullah itu berteriaklah dia sekeras-kerasnya dan jatuh tak sedarkan diri. 

Ali ra. bergetar tubuhnya dan para sahabat lain menjadi ribut, mereka ketakutan semuanya dan menangis sejadi-jadinya, hingga gunung-gunung dan batu-batu ikut menangis bersama mereka, demikian pula para
Malaikat. Ulat-ulat dan binatang-binatang darat maupun di laut,
semuanya ikut menangis.

Kemudian Nabi Muhammad SAW berjabatan dengan para setiap orang dari para sahabat, berpamitan dan menangis serta memberi wasiat kepada mereka. Kemudian Beliau hidup setelah turunnya ayat tersebut dalam
lapan puluh satu hari.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. Bahwa setelah dekat wafat Nabi Muhammad SAW, Beliau memerintahkan Bilal untuk menyerukan shalat kepada manusia. Bilal lalu menyerukan Adzan dan berkumpullah para Sahabat Muhajirin dan Anshar ke Masjid Rasulullah SAW. Beliau mengerjakanshalat dua rakaat ringan bersama para sahabat. Kemudian naik mimbar, memuji dan menyebut keagungan Allah SWT. 
Beliau berkhutbah dengan sebuah khutbah yang dalam, hati menjadi takut karenanya, dan air mata bercucuran kerananya. 

Kemudian Beliau bersabda : ”Wahai sekalian muslimin, sesungguhnya aku adalah seorang Nabi kepada kamu, pemberi nasihat dan berda’wah kepada Allah SWT dengan seizinNya. Dan aku berlaku kepadamu sebagai seorang saudara yang menyayangi dan sekaligus sebagai ayah yang belas kasih. Barang siapa diantara kamu

yang mempunyai suatu penganiayaan pada diriku, maka hendaklah dia berdiri dan membalas kepadaku sebelum datang balas membalas di hari kiamat.”

Tidak ada seorangpun yang berdiri menghadapnya, sehingga Baginda bersabda demikian kedua kali dan ketiga kalinya. Barulah berdiri seorang laki-laki bernama Akasyah bin Muhshin. Berdirilah dia didepan Nabi Muhammad SAW dan berkata : 
“Demi Ayah dan Ibuku sebagai tebusanmu Ya Rasulullah, seandainya engkau tidak
mengumumkan kepada kami berkali-kali, tentu aku tidak akan mengajukan sesuatu mengenai itu. Sungguh aku pernah bersamamu di Perang Badar. Saat itu untaku mendahului untamu. Maka turunlan aku dari unta dan
mendekatimu agar aku dapat mencium pahamu. Tetapi engkau lalu mengangkat tongkat yang biasa engkau pergunakan untuk memukul unta agar cepat jalannya dan engkau pukul lambungku. Aku tidak tahu apakah itu
atas kesengajaan dirimu atau engkau maksudkan untuk memukul untamu ya Rasulullah?”.

Rasulullah bersabda: 
”Mohon perlindungan kepada Allah hai Akasyah, kalau Rasulullah sengaja memukulmu.’
Bersabda lagi Beliau kepada Bilal: 
”Hai Bilal, berangkatlah ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkatku.”Maka keluarlah Bilal dari Masjid sedang tangannya di atas kepalanya: ”Ini adalah Rasulullah, sekarang Baginda memberikan dirinya untuk diqisas.”

Dia mengetuk pintu Fatimah, dan bertanyalah Fatimah: 
”Siapa yang ada di depan pintu?”
Bilal menjawab: 
”Aku datang untuk mengambil tongkat Rasulullah”
Fathimah bertanya : 
”Hai Bilal, apa yang akan diperbuat Ayahanda dengan 
tongkat itu?”

Bilal menjawab: 
”Hai Fatimah, Ayahandamu memberikan dirinya untuk di qisas.”
Fatimah bertanya lagi: ”Hai Bilal, siapakah yang sampai hatinya mahu membalas pada Rasulullah?”


Lalu Bilal mengambil tongkat itu dan masuklah dia ke Masjid serta memberikan tongkat itu kepada Rasulullah, sedang Rasul kemudian menyerahkannya kepada Akasyah.

Ketika Abu Bakar dan Umar ra. memandangnya, maka berdirilah mereka berdua dan berkata : 
”Hai Akasyah, aku masih berada di depanmu, maka balaslah kami dan janganlah engkau membalas kepada Nabi Muhammad SAW.”
Bersabdalah Rasulullah SAW: 
”Duduklah engkau berdua, Allah telah mengetahui kedudukanmu.”

Berdiri pula Ali ra. dan berkatalah dia: 
”Hai Akasyah, aku masih hidup di depan Nabi Muhammad SAW. Tidak akan aku sampai hati kalau engkau membalas Rasulullah SAW. Ini punggungku dan perutku, balaslah
aku dengan tanganmu dan deralah aku dengan tanganmu.”

Nabi Muhammad SAW bersabda : 
”Hai Ali, Allah telah mengetahui kedudukan dan niatmu.”

Berdiri pula Hasan dan Husain, dan mereka berkata : 
”Hai Akasyah, bukankan engkau mengenal kami berdua. Kami adalah dua orang cucunda Rasulullah. Membalas kepada kami adalah sama seperti membalas
kepada Rasulullah.”

Nabi Muhammad SAW bersabda : 
”Duduklah engkau berdua wahai kegembiraan mataku.”

Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda: 
”Hai Akasyah, pukullah kalau engkau mahu memukul.”

Akasyah berkata: ”Ya Rasulullah, engkau memukulku dahulu dalam keadaan aku tidak terhalang pakaianku.”
Lalu Rasulullah menyingkapkan pakaiannya, dan berteriaklah orang-orang Islam yang hadir seraya menangis.

Ketika melihat putihnya jasad Rasulullah, Akasyah memeluknya dan mencium tubuhnya.
Berkatalah dia: 

”Nyawaku sebagai tebusanmu ya Rasulullah, siapakah yang akan sampai hati untuk membalasmu ya Rasulullah. Aku melakukannya hanya mengharapkan agartubuhku dapat menyentuh jasadmu yang mulia, dan Allah akan memelihara aku, berkat kemuliaanmu, dari neraka.”


Bersabdalah Nabi Muhammad SAW: 
”Ingat, barang siapa yang ingin melihat penghuni surga maka hendaklah dia melihat orang ini.”

Semua orang Islam yang hadir berdiri, dan mencium antara kedua mata Akasyah seraya berkata : 
”Beruntung sekali engkau, engkau berhasil mendapatkan derajat yang tinggi dan berkawan dengan Nabi Muhammad SAW di surga.” 

Ya Allah, mudahkanlah kepada kami untuk mendapatkan syafa’atnya, berkat keagungan dan kemegahanMu (Dari Mau’idhatul Hasanah)

Ibnu Mas’ud berkata: ”
Ketika dekat wafat Nabi Muhammad SAW berkumpullah kami di rumah Ibu (ummul mukminin) kita Aisyah. Kemudian Beliau memandang kami dan bercucuranlah air matanya.Beliau bersabda: ”Marhaban bikum rahimakumullah” (selamat datang kamu semua, mudah-mudahan Allah memberi rahmat kepada kamu) aku berwasiat kepada kamu agar takwa kepada Allah dan taat kepadaNya. Telah dekat perpisahan dan telah tiba kembali kepada Allah dan ke surga Al-Ma’waa. Hendaklah nanti Ali yang
memandikan aku, Al-Fadhal bin Abbas yang menuangkan air dan Usamah bin Zaid yang membantu keduanya. Kafanilah aku dengan pakaianku sendiri kalau kamu mahu, atau dengan pakaian buatan Yaman yang putih. Jika kamu sudah memandikan aku letakkanlah aku di tempat tidurku didalam kamarku ini di tepi liang lahadku. Kemudian keluarlah meninggalkan aku sesaat. Kerana pertama-tama yang menshalatkan aku adalah Allah Azza wa Jalla, kemudian Jibril, kemudian Israfil, kemudian Mika’il, kemudian Malaikat Maut beserta anak buahnya, kemudian semua Malaikat yang lain. Setelah
ini barulah kamu masuk sekelompok demi sekelompok dan shalatkanlah aku.”
 

Setelah mereka mendengar kata perpisahan Nabi Muhammad SAW ini mereka berteriak seraya menangis. 

Mereka berkata: 
”Ya Rasulullah, engkau adalah Rasul kami dan kepala kumpulan kami. Serta penguasa perkara kami. Jika engkau harus pergi, lalu kepada siapakah nanti kami akan kembali dalam menghadapi kesulitan?”

Rasulullah SAW bersabda :
”Aku tinggalkan kamu pada jalan kebenaran dan jalan yang bersinar dan aku tinggalkan untuk kamu dua penasihat: Yang berbicara dan yang diam. Yang berbicara adalah Al-Qur’an, sedang yang diam adalah kematian. Apabila ada sebuah kesulitan pada kamu maka kembalilah kepada Al-Qur’an dan Sunnah, dan apabila hatimu keras membantu lembutkanlah dia dengan mengambil pelajaran dengan hal ihwal kematian.”

KiTa buDaK meDiK~

saat ganti dengan minit..  
minit ganti dengan jam.. 
jam ganti dengan hari.. 
hari ganti dengan miggu..

oh, sudah
sudah habis winter break





yosh2
kembali pada rutin biasa
dengan semangat baru..
semester baru..
lecturer baru..
buka buku medik yang dah ada habuk-habuk baru

Photobucket


hafal anatomi..

lukis histo..
faham physio..



lupa, ada lagi satu benda baru
kelas baru
gabung lelaki dan perempuan
atas permintaan budak-budak lelaki..

atas macam-macam alasan
1-idea abang-abang senior
2-ramai budak lelaki ponteng kelas, so nak wujudkan 
perasaan malu
(fitrah manusia; lelaki malu kat perempuan dan sebaliknya)
3-dapat input lagi banyak; gabung lecturer lelaki dan perempuan
4-etc...
emmm..
http://www.emocutez.com

tapi, abang kita cakap

'lelaki semua tu gatal'

tak kisah la
asal kita boleh study

hah, ada lagi satu

istilah baru kata budak-budak lelaki, 

'kita akan cuba wujudkan ukhuwah secaraprofesional antara lelaki dan perempuan'


ok 
ukhuwah profesional


p/s : sudah, jangan merepek lagi dr. aisyah 
http://www.emocutez.com

JOM STUDY..!!